Dilema buah delima

June 23rd, 2014 § 0 comments

don't-steal

Sebenarnya saya juga sama sekali nggak suka Jokowi. Saya nggak setuju sama ide-idenya, semua policy-nya di Jakarta yang bikin pajak dan cost of doing business and owning capital melonjak, apalagi buat small business, dan dia tampak punya mentalitas crony businessman dan proteksionisme. I really think he’s going to do a lot of harm to the economy with his mercantilistic ideas and I regret having given him my vote for the governorship, though truth be told, my vote does not really matter.

Having said that, rivalnya kian lama kian banyak keluar dengan janji kampanye yang semakin mengerikan bodohnya. This pair is quite likely every single-issue activist’s dream. Seolah-olah apa pun suara terkencang dan paling populis di setiap isu, betapapun bodohnya, diamini oleh mereka. Ada kelompok aktivis yang ribut menuntut ‘penghapusan sistem outsourcing’ tanpa memikirkan dampaknya pada pekerja perusahaan outsourcing yang akan kehilangan kerja dan yang akan menghilangkan efisiensi ekonomi yang dihasilkan perusahaan outsourcing? Ayo kita dukung. Ada yang minta pasar tradisional dilindungi betapa pun tidak efisiennya sebagian besar pasar tradisional dan korupnya birokrasi pengelola pasar? Ayo kita rekrut pentolannya. I bet kalo tambah kenceng ada yang minta upah minimum naik 100%, dan membuat small business pada berguguran dia bakal iyakan juga. And the list goes on.

Dan jangan lupa pasangan ini digawangi bekas menantunya he who shall remain nameless gitu loh. Seriously masih belom kapok 3 dekade dikadalin oleh tim cendana? Siapapun yang bilang lebih enak jaman orba is seriously misinformed or just plain stupid,… well or mungkin dulu bagian dari kroni dan beneficiary cendana dan oligarkinya. Segimanapun jelek dan keparat kondisi sekarang kita jelas punya sebersit (sungguh pun cuma sebersit) satu hal yang dulu cuma bisa diimpi-impikan: Freedom. You think kita bisa ngomong kayak gini di sosmed atau blog di jaman orba? Pernah denger yang namanya kopkamtib? Menurutlo koran dan wartawan bisa ngasih komentar politik tolol mereka kayak sekarang di jaman orba? Sana coba cari artinya ‘persbreidel’. What, you don’t like the mess that goes with freedom? Go live in harmony in the darkness of North Korea.

Tau yang lebih parah lagi nggak? Pasangan ini bahkan mencoba mengambil personanya Sukarno. You’d think that anyone would be insane to want to channel out two of the worst villains of the 20th century. But nooo, a lot of lost souls actually ate it all up with gusto. Ada yang bilang Sukarno itu hebat, visioner. Lihat semanggi, gelora senayan, monas. Yes, lihat semanggi, gelora senayan, monas, etc. yang dibangun ketika many of the people were eating their own poop dan mengakibatkan hiperinflasi hebat. Elo kira dua hal itu nggak berhubungan? Do you think pemerintah/negara dapet duit buat bikin proyek-proyek supermubazir itu dari langit? Of course no! Pemerintah/negara cuma bisa dapet duit dari satu sumber: You, the private people. Kalo ada yang bilang mereka pingin punya negara yang kuat, itu artinya mereka pingin dirampok sampai miskin oleh negara, dan ide tolol itu yang dimanfaatkan Sukarno untuk memperkaya dirinya sendiri beserta kroninya at the expense of millions of gullible people.

Yes I am a libertarian voluntaryist. I believe in the free market and the creative destruction that it entails, which is necessary if you want to lift people out of poverty. I do not believe in coercion, and that’s what government is all about. Situ mau kaya dan sejahtera? Kemungkinannya lebih besar kalo Anda hidup di masyarakat yang bebas melakukan kegiatan ekonomi tanpa campur tangan pemerintah/negara. Lihat Argentina. Punya minyak dan gas alam banyak, tanahnya subur, punya uranium lagi! Kalo Anda pikir Indonesia kaya sumber daya alam, sepertinya nggak ada apa-apanya dibanding Argentina. Dulu negara ini beneran kaya gemah ripah loh jinawi, bahkan GDP-nya hampir sebanding dengan Amerika di awal abad 20. Tapi setelah terjerumus ke ideologi sesat nasionalisme, intervensionisme pemerintah dan militarisme seperti yang diusung Juan Peron dan para penerusnya hingga Cristina Kirchner sekarang, ekonominya selalu cuma berputar dari krisis satu ke yang lain. Situ tau Hong Kong? Keren kan? Maju, kaya dan sejahtera. Itu dulunya gak lebih dari sarang penyamun dan pemadat. Dia punya banyak sumber daya alam? Cuma ada batu karang dan lumut di situ. Asetnya cuma dua: Pelabuhan yang lokasinya pas banget dan filosofi pemerintah yang berkomitmen untuk tidak menghambat orang berkegiatan ekonomi yang diwariskan dari John James Cowperthwaite. Lebih kaya mana Argentina atau Hong Kong? Silakan cari sendiri jawabannya, dan silakan pilih mau jadi seperti yang mana.

Jokowi jelas jauh dari sosok Lee Kuan Yew yang ngerti bahwa institusi negara nggak akan survive kalo nggak didukung oleh ekonomi yang bebas, apalagi dari sosok penyokong free market sejati seperti Cowperthwaite. Tapi kalo ngelihat pasangan saingannya yang janji dan retorika kampanyenya semakin memburuk dan membodohi orang ini dan sepertinya kian naik profilnya, I’m starting to think that I may have to reconsider my position.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.